Senin, 30 Januari 2012

VERBA ACCOMPLISMENT DALAM BAHASA MANGGARAI:



Pendekatan Role dan Reference Grammer (RRG)

I.    Pendahuluan
Paper ini menelaah verba accomplishment dari sudut pandang teori Role and Reference Grammar (RRG). RRG pertama kali diusulkan oleh Foley dan Van Valin (lihat Van Valin dan Voley 1980; Foley dan Van Valin 1984), kemudian dikembangkan meluas oleh Van Valin bersama koleganya. Kemudian RRG menjadi sebuah teori oleh Van Valin 1993b, Van Valin dan LaPolla tahun 1997, serta Van Valin (2005). Ada beberapa hal penting yang menjadi objek kajian teori RRG yaitu 1) RRG memandang bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan kata lain, bahasa dipandang sebagai suatu sistem komunikasi manusia (communicative competence) bukan seperangkat struktur kalimat (syntactic competence) (Foley dan Van valin 1984). 2) RRG berfokus pada fungsi bahasa (fungsional explanation) khusus fenomena morfosintaksis, relasi pemarkahan, pragmatik, discourse, dan sosiolinguistik. 3) sentralitas semantik, pragmatik dan motivasi sintaksis. 4) dimensi  kognisi, dan 5) teks dan hubungannya dengan konteks, serta 6) konsiderasi tipologikal (tipologi leksikal).
Representasi semantik dalam teori Role and Reference Grammar mengacu pada representasi predikat yaitu verba dekomposisi Aktionsart. Aktionsart ialah kelas leksikal yang dianggotai oleh sesuatu verba berdasarkan jenis proses, keadaan dan sebagainya seperti yang dimaksudkan oleh verba tersebut. Kelas Aktionsart terbagi atas verba keadaan (state), verba pencapaian (achievement), verba penyempurnaan (accomplishment), verba aktivitas (activity), dan verba aktif penyempurnaan (active-accomplishment) serta versi kausatif (causative) bagi setiap kelas verba. Representasi bagi dekomposisi kategori Aktionsart berbeda ‘struktur logis’ (SL). RRG bermula dengan mengklasifikasikan predikat berdasarkan kelas-kelas Aktionsart yaitu kelas yang berdasarkan ciri aspek inheren perbuatan (inherent aspectual properties). RRG telah mengambil dan mengadaptasi sistem dekomposisi leksikal (decomposition lexical) yang dikembangkan oleh Dowty (1979) berdasarkan klasifikasi verba Vendler (1967) yaitu keadaan (states), pencapaian (achievements), aktivitas (activity) dan penyempurnaan (accomplishments). Walaupun klasifikasi yang dibuat ini untuk verba bahasa Inggris namun kajiannya terhadap bahasa-bahasa lain telah menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut berpusat pada organisasi sistem verba secara universal. Verba penyempurnaan (accomplishment) adalah suatu verba yang mengandung makna ‘perubahan keadaan’ atau ‘membuat seseorang menjadi tahu’. Verba accomplishment tersebut berstruktur logis sebagai berikut:
MENJADI PRED' (x) atau MENJADI PRED' (x,y); dan  
MENJADI do' (x,[PRED(x) atau MENJADI do' (x[PRED (x,y)]).
MENJADI adalah suatu penghubung yang menunjukkan perubahan keadaan.  Berdasarkan tipe, accomplishment terjadi dengan verba, terjadi dengan adverbial, seperti quicly, slowly, tidak terjadi dengan actively (Allan, 2001).
Paper ini menganalisis beberapa contoh verba accomplishment Bahasa Manggarai dari aspek Struktur Logis (SL). Telaahannya masih bersifat kajian awal dan belum menyentuh aspek lain dalam kajian Role and Reference Grammar (RRG). Kemudian data kajiannya diperoleh dari hasil pengamatan sementara yang diketahui penulis mengenai bahasa Manggarai.




II.  Data dan Pembahasan
2.1 Data Verba Accomplishment
Ada beberapa verba accomplishment dalam Bahasa Manggarai yang relevan dengan teori RRG seperti yang dipaparkan berikut ini.
a. Verba tuing ‘menasehati’
Contoh dalam kalimat:
(1)      Ine  tuing    mantar-n
‘Ibu nasihat anak-3T    
(Ibu menasihati anaknya)
b. Verba t«bol ‘memukuli’
Contoh dalam kalimat:
(2)   Andi   t«bol   acu      hitu     le       haju
 ‘Andi  pukul  anjing   itu    dengan  kayu’
 (Andi memukuli anjing  itu dengan kayu)
c.    Verba taing ‘memberikan’
Contoh dalam kalimat:
(3)   Paul  laing    taing  hang  mantar-n   
 ‘Paul sedang  beri   makan anak-3T’
 (Paul sedang memberikan nasi anaknya)
d.   Verba mbele ‘menyembeli’
Contoh dalam kalimat:
(4)   Andi     mbele          ata    tako  hitu.
‘Andi menyembeli  orang curi  itu’
(Andi menyembeli pencuri itu)
2.2 Pembahasan
2.2.1 Verba tuing ‘menasehati’
Contoh dalam kalimat:
(5)   Ine  tuing    mantar-n
‘Ibu nasihat anak-3T’   
(Ibu menasihati anaknya)

Verba tuing ‘menasehati’ pada  kalimat  Ine  tuing  mantar-n di atas bervalensi dua. Valensi pertama yaitu ine sebagai argumen Agent dan valensi kedua mantar-n sebagai argument Undergoer cognizer. Dalam hal ini, verba tuing mempunyai kemampuan untuk mengikat dua argumen. Struktur Logis (SL) dari verba Ine tuing mantar-n tersebut adalah sebagai berikut.
MENJADI di’a' (tuing)
Kemudian Struktur Logis (SL) tersebut dapat eksplikasi sebagai berikut:
x tuing mantar-ny
Inex tuing mantar-ny →  MENJADI di’a' (yU-cognizer)
MENJADI di’a' (Inex, mantar-ny)     x = ine,
                                                                                    y = mantar-n

Verba tuing dalam kalimat di atas mengandung makna ‘membuat seseorang menjadi hidupnya lebih baik’. Dengan kata lain, adanya perubahan keadaan secara kognisi dari keadaan ‘buruk’ menjadi keadaan ‘baik’. Perubahan keadaan tersebut tidak mengharuskan adanya suatu perubahan yang drastis misalnya dari ‘buruk’ menjadi ‘baik’ tetapi bisa saja bentuk perubahannya perlahan-lahan. Yang jelas bahwa Undergoer mengalami cognizer walaupun sedikit.
2.2.2  Verba t«bol ‘memukul’
Contoh dalam kalimat:
(6)   Andi   t«bol   acu      hitu     le       haju
 ‘Andi  pukul  anjing   itu    dengan  kayu’
 (Andi memukuli anjing  itu dengan kayu)
Verba t«bol ‘memukul’ pada kalimat Andi t«bol acu hitu le haju mampu mengikat dua argumen yaitu Andi  sebagai argumen actor dan acu sebagai argumen pasien. Verba t«bol mempunyai derajat ketransitivannya lebih tinggi daripada verba tuing karena actor yang menyebabkan Undergoer menjadi pasien
Struktur Logis (SL) dari kalimat di atas adalah:
MENJADI DO' (x[PRED (x,y)])
Struktur Logis tersebut dapat dieksplikasi sebagai berikut:
MENJADI mata' (t«bol) atau
MENJADI mata' (x[t«bol (Andix, acuy)]).
Andix t«bol acuy le hajuInstrument MENJADI mata' (yU-pasien)
MENJADI mata' (Andix, acuy)  x = Andi
                                                      y = acu
Dari SL tersebut tampak terlihat jelas peran semantis verba t«bol terutama actor dan Undergoer. Andi secara semantis berperan sebagai actor yang menyebabkan acu menjadi pasien. Ketransitivan verba t«bol mewajibkan munculnya Undergoer pasien. Haju sebagai instrument yang digunakan oleh actor untuk memukul anjing tersebut. Dalam Bahasa Manggarai verba t«bol dikolokasikan dengan hewan/binatang seperti acu ‘anjing’, Indus ‘kucing’, lawo ‘tikus’,  liko ‘ular hijau’. Misalnya t«bol acu, t«bol indus, t«bol lawo, tebol liko. Verba t«bol digunakan apabila kita menginginkan hewan/binatang yang dipukul itu mati. Dalam hal ini, penggunaan verba t«bol mengharuskan Undergoer pasiennya mati. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa derajat ketransitivan verba t«bol tersebut jauh lebih tinggi daripada verba tuing.

2.2.3  Verba taing ‘memberikan’
Contoh dalam kalimat:
(7)   Paul  laing    taing  hang  mantar-n   
 ‘Paul sedang  beri   makan anak-3T’
 (Paul sedang memberikan nasi anaknya)
Verba taing  terdiri atas tiga valensi yaitu  Paul sebagai argumen Agent,  Undergoer theme sebagai Objek langsung (O1) dan Undergoer benefit sebagai Objek tidak langsung (O2).
a.       Paul   laing taing  hang  mantar-n
       S             V            O1     O2 
b.      Paul  laing taing  mantar-n  hang
S               V           O2           O1 

Verba taing termasuk verba yang berobjek ganda. Objek ganda dalam Bahasa Manggarai terjadi apabila salah satu objek menggunakan atau dapat disisipi Prepositional Phrase (PP) latang ‘untuk’ atau kepada. Misalnya latang mantar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kalimat a dan b di atas. Struktur Logis (SL) dari verba taing tersebut adalah sebagai berikut.
Kalimat a: Paul laing taing hang mantar-n
taing'(x,y,z)
→[do'(xA,O) CAUSE [go'(ZU-theme'[loc-path[from'(xloc-source),[to'(yloc-goal)]loc-path])] atau
[taing'(PaulA,O)MENYEBABKAN[pindah'(Mantar-nU-thema[Loc-path[dari'(Paulloc-source), [untuk (Mantar-nloc-goal)]loc-path])]

            Kalimat b: Paul laing taing mantar-n hang
[do'(xA, O)] CAUSE [BECOME have'(yU-poss, Z theme)]
[taing'(PaulA,O] MENYEBABKAN[MENJADI mempunyai' (Mantar-nU-poss, Ztheme)]
2.2.4  Verba mbele ‘menyembeli’
Contoh dalam kalimat:
(8)   Andi     mbele          ata    tako  hitu.
‘Andi menyembeli  orang curi  itu’
(Andi menyembeli pencuri itu)
Verba mbele terdiri atas dua valensi, yaitu Andi sebagai argumen Actor dan ata tako sebagai argumen undergoer yang menderita. Verba mbele termasuk verba transitif yang mengharuskan kehadiran objek. Verba tersebut memiliki derajat ketransitivan yang tinggi. Penggunaan verba mbele khusus untuk hewan berkaki empat yang mudah diikat seperti manuk ‘ayam’, kina ‘babi’, dan bembe ‘kambing’. Dalam hal ini, objek yang disembeli harus mati. Ini menunjukkan bahwa verba mbele mempunyai derajat ketransitivan yang tinggi. Berikut ini dapat ditunjukkan secara jelas dalam Struktur Logis (SL) verba mbele.
                  MENJADI DO' (x[PRED (x,y)])
Struktur Logis tersebut dapat dieksplikasi sebagai berikut:
MENJADI mata' (mbele) atau
MENJADI mata' (x[mbele (Andix, ata takoy)]).
Andix mbele  ata takoy  MENJADI mata' (yU-pasien)
MENJADI mata' (Andix, ata takoy
Referensi

Allan, K. 2001. Natural Language Semantics: Oxford: Blackwell.
Robert D. Van Valin, Jr. 2007. The Role and Reference Grammar Analysis of Three-Place Predicates. University of Buffalo. The State of University of New York. Heinrich-Heine Universität Düsseldorf (serial online) [cited 2011 Nov 4].
Lucia M. Tovena. 2011. Accomplishments: their Telos and their Structure. Universaar– Saarland University Press: Saarbrücken, Germany.(serial online) [cited Nov 4].



Tidak ada komentar:

Posting Komentar